Ngarai Sianok di Bukitinggi siapa yang gak kenal? So pastilah semua orang kenal paling tidak pernah mendengar namanya. Ngarai yang indah tiada tara dengan kedalaman 100 meter lebar 200 meter dan panjang 15 km membentuk Batang ( Sungai ) Sianok yang melintasi kota Bukitinggi dan merupakan salah satu tujuan utama kunjungan para wisatawan di West Sumatra. Sebenarnya ada nama lain dari Ngarai Sianok yakni Lembah Pendiam karena memang sunyi, sepi, lengang dan syahdu tempatnya. Orang Belanda dahulu menyebutnya Kerbau Sanget karena disana pada jaman dahulu banyak sekali kerbau berkeliaran. Keindahan Ngarai Sianok masih ditambah dengan banyaknya monyet dan burung burung yang hidup bebas disana dengan suara yang menyejukkan jiwa. Dahulu disana masih banyak dijumpai tapir dan harimau tutul tapi kini mereka pada menghindar kalau mencium aroma manusia dari jarak jauh. Sungai Sianok yang berair jernih sangat nyaman dan menyegarkan kalau dipakai buat main perahu kano dan mandi mandi ..... waoooowww banget lah.
Ngarai Sianok yang sangat indah tiada tara sebenarnya merupakan bagian dari Patahan Semangka yang memanjang dari Aceh sampai Lampung yang membelah Pulau Sumatra menjadi dua bagian dan menjadi salah satu pusat gempa tektonik darat di West Sumatra. Secara umum Patahan Semangka dibagi menjadi 3 segmen yakni Segmen utara, tengah dan selatan namun secara topografi dibagi menjadi 19 segmen dan di West Sumatra masuk dalam segmen ke-7. Patahan Sianok sendiri panjangnya sekitar 90 km yang memanjang mulai dari Danau Singkarak.
Sebenarnya segmen patahan di Sumatera Barat tidak hanya segmen Sianok tetapi masih ada 6 patahan yang lain yakni :
1. Segmen Angkola yang dimulai dari Lembah Batang Pasaman di Selatan sampai Sumatera
Utara sepanjang 160 km
2. Segmen Barumun di Sumatera Utara sepanjang 125 km ke selatan sampai Pasaman.
3. Segmen Sumpur masih di Pasaman sepanjang 35 km
4. Segmen Suliti mulai dari Kerinci sampai Alahan Panjang Sumbar sepanjang 90 km
5. Segmen Siolak yang overlap dengan segmen Suliti sepanjang 70 km
6. Segmen Sumani di Solok yang melintas Gunung Talang sepanjang 90 km
Naaaaahhhhh.... serem yha? Nggak tuh!
Dibalik keindahan alam Sumatera Barat yang tiada tara ternyata juga menyimpan bahaya baik itu gempa tektonik darat, laut, vulkanik. Apakah kita harus menghindar? Tentu saja tidak lah. Kita khan mesti bersahabat dengan alam yang indah tiada tara. Dengan adanya pemetaan gempa yang sudah terinci sebenarnya juga harus diikuti dengan mitigasi bencana yang lebih terorganisir dan melibatkan masyarakat di daerah bencana terutama mitigasi pra bencana yang selama ini masih menjadi kelemahan kita .... mareeeeee
0 comments:
Post a Comment