Kunjungan Wisata managed by Mustafa Noer.

Thursday, September 13, 2018

D'LHOMANG THOPAY : STICKY RICE MIXED WITH BLACK GLUTENOUS RICE FROM WEST SUMATRA

.      Aromanya sangat membangkitkan selera .... rasanya sangat menggoda dan memanjakan lidah ... gurih .. legit .. asam ... manis,  bercampur menjadi satu yang memberikan sensasi tersendiri. Ia juga menjadi primadona sebagai pembuka buka puasa. Ia menjadi penyebab kematian Siti Nurbaya yang diracun oleh Datuk Maringgih dengan menggunakan ini karena cemburu. 

       Siapa gerangan?

       Yha betul, dia memang LOMANG TOPAI atau lamang tapai sang primadona. Makanan khas Sumatera Barat yang terbuat dari ketan putih gurih dimakan bersamaan dengan tapai ketan hitam. Waaaaoooowww banget rasanya. Memasak lamang tidak mudah lhoh. Mesti sedia bambu, beras ketan putih ama santan kelapa. Satu ruas bambu muda yang ukuran sedang, sebaiknya bambu hijau dilapisi daun pisang, kemudian masukkan beras ketan putih yang sudah dicuci dan ditambah santan dan sedikit garam. Bambu kemudian disusun miring berderet dan dibakar menggunakan kayu. Mesti sering sering diputar putar bambunya biar gak hangus. Lama banget nih masaknya dan jangan ditanya panasnya. Setelah masak dan dingin atau hangat lamang dikeluarkan dari bambu dan dipotong potong dan siap untuk dihidangkan.
       Sementara tapai ketan dibuat dengan menaburkan ragi pada ketan hitam yang sudah dikukus dan didinginkan. Ditaruh dalam wadah yang sudah dialas daun pisang dan ditutup dengan daun pisang juga. Ditunggu 2-3 hari jadilah tapai ketan hitam yang manis dan asam asam gimanaaa, gitu. 

       Untuk menghidangkan lamang tapai ini, potong potong lamang selebar kira kira satu sentimeter dan disiram dengan tapai ketan ... Terbayang gak lezatnya. Bisa juga lamang dipotong kecil kecil dan dicampur dengan tapai ketan baru dihidangkan. Menggugah selera nggak? Unik nggak? Meski varian lamang kini sudah begitu banyak seperti lamang durian, lamang nangka, lamang baluo, lamang pisang dll tetapi posisi lamang tapai tetap tak tergantikan.

       Menurut ceritera, kekalahan Tuanku Imam Bonjol dari Belanda pada Perang Paderi salah satunya dikarenakan kehabisan senjata terutama meriam karena bambu bambu yang akan dibuat meriam sudah habis  nggak bersisa.... karena bambunya sudah habis untuk membuat lamang .... Ehhhh just intermezo  hahahahaha
Share:

0 comments:

Post a Comment

Alih Bahasa

Label