Danau Maninjau terbentuk karena adanya letusan Gunung Maninjau Purba atau Gunung Tinjau atau Gunung Sitinjau puluhan ribu tahun yang lalu. Jadi terbentuknya danau ini sama dengan terbentuknya Danau Toba di Sumatra Utara dan Danau Batur di Bali. Sejatinya danau ini sangat indah apalagi view ke sana dari Bukittinggi yang melewati Kelok-44. View danau ini memang lebih indah bila dilihat dari ketinggian. Dibatasi tebing tebing tinggi dan bukit dengan Puncak Lawang merupakan puncak tertinggi di Maninjau view dari atas memang sangat indah dengan air yang biru jika tak ada awan yang menghalangi. Udara yang sejuk dengan pemandangan sawah yang luas dan menghijau atau menguning serta bukit dan lembah yang menghijau akan memanjakan mata jika kita ke sana.
Danau ini merupakan danau nomer dua terluas di Sumatera Barat sesudah Danau Singkarak. Selain kedua danau di atas di Sumbar masih ada 3 danau yang lain yakni Danau Diatas, Danau Dibawah dan Danau Talang
Sayangnya, kini di Danau Maninjau terlalu padat dengan keramba apung tuk memelihara ikan yang membuat air danau menjadi tercemar oleh sisa pakan dan kotoran ikan sehingga kejernihan air danau dan kadar oksigennya menurun. Apalagi ditambah dengan adanya arus bawah yang membawa belerang atau tuba belerang sisa pakan yang terfermentasi yang bisa meracuni ikan di keramba. Dalam setahun bisa beberapa kali terjadi kematian masal ikan dalam keramba karena arus bawah ini yang sangat mengganggu lingkungan karena bangkai ikan dibuang ke dalam danau. Ratusan ribu ikan bahkan jutaan mati dan mengapung diatas danau yang menimbulkan aroma tidak sedap. Kapasitas keramba di Danau Maninjau memang jauh diats kapasitas normal yang bisa ditolelir. Danau yang hanya bisa menampung 6000 keramba dipadati sampai 20.000 keramba dan sisa pakan dan kotoran ikan mengendap di dasar danau
Sayang yha .....
0 comments:
Post a Comment