Kunjungan Wisata managed by Mustafa Noer.

Tuesday, November 13, 2018

FORT VAN DER CAPELLEN, BATUSANGKAR WEST SUMATRA

       Benteng pertahanan yang ada di Batusangkar ini dibangun oleh Belanda pada abad XVIII atau sekitar tahun 1821. Dibangunnya benteng ini sebagai pertahanan untuk melawan pasukan Tuanku Imam Bonjol pada Perang Paderi yang lalu. Tempatnya yang strategis dengan pemandangan yang sangat indah namun popularitasnya kalah jauh dibandingkan dengan Istana Pagaruyung meski kedua tempat ini berjarak cukup dekat.

       Berawal dari kepulangan tiga ulama Minangkabau dari ibadah haji ke Mekah, mereka resah melihat dengan mata kepala dan mata hati kebiasaan masyarakat Minangkabau pada saat itu yang tidak sesuai dengan syariat islam seperti berjudi, minum minuman keras, menyabung ayam dll. Hal hal yang menyimpang itu ingin beliau beliau luruskan. Tentunya awalnya dengan cara persuatif tidak langsung berperang. Namun .... Kaum adat menolak dan masih ingin mempertahankan adat istiadat mereka. Akhirnya terjadilah perang terbuka antara Kaum Adat dan Kaum Paderi. Alhamdulillah peperangan dimenangkan oleh Kaum Paderi. Namun ... Kaum Adat tidak mau menyerah begitu saja tetapi malah minta bantuan Penjajah Belanda untuk menghadapi Kaum Paderi. Tentunya dengan senang hati Belanda menyanggupi, khan sekalian untuk menjalankan politik devide et impera... mengadu domba dan memecah belah masyarakat Minangkabau pada saat itu. Untuk itu dibangunlah benteng pertahanan di Batusangkar yang saat itu bernama Van der Capellen.  Kaum Paderi kewalahan menghadapi pasukan Kaum Adat yang dibantu oleh Belanda dengan peralatan tempur yang cukup lengkap dan akhirnya kalah. Pimpinan pasukan Paderi Tuanku Imam Bonjol tertangkap dan diasingkan di Minahasa sampai meninggal disana.

       Perang Paderi pada abad XVIII di Minangkabau bisa loh dipakai sebagai bahan pembelajaran bagi kita. Sering kita tidak menyadari kalau sdang diadu domba dan dipecah belah oleh kekuatan tersembunyi. Diprovokasi, dipanasi, difitnah terus langsung pada semangat 45 mau berperang ke medan laga padahal nggak sadar kalau lagi diadu domba. Lha provokatornya yang dibelakang layar khan pada tepuk tangan kegirangan lah. ... Naaaahhhh sejarah selain kita mengingat kejadian kejadian masa lampau tetapi yang lebih penting bisa mengambil hikmah pembelajaran yang ada di dalamnya. Salah satu sumber pembelajaran yha  Perang Paderi antara Kaum Ulama dan Kaum  Adat di Minangkabau ini ..... Mareeeeee
Share:

0 comments:

Post a Comment

Alih Bahasa

Label